Ciri Diabetes Anak, Turun Berat Badan Drastis

Penyakit diabetes bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.

Guru Besar Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Bidang Ilmu Kesehatan Anak, Aman Bhakti Pulungan, menjelaskan beberapa ciri diabetes anak.

“Masih banyak orang tua belum sadar bahwa diabetes juga dapat menyerang anak-anak, mereka pikir ini hanya penyakit keturunan, padahal diabetes bisa menyerang siapapun,” kata Aman, pada konferensi pers “Cegah Diabetes Prematur pada Anak dan Remaja” di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 28 Maret 2023.

Aman menjelaskan beberapa ciri anak terkena diabetes.

Indikator pertama adalah ketika anak banyak makan dan minum.

Anak dengan diabetes akan merasa lapar dan haus terus-menerus meski baru selesai makan dan minum.

Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi.

Inilah 6 Minuman yang dapat Membantu Menurunkan Berat Badan Rasa haus yang dialami bukan sekadar sensasi, melainkan disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh dehidrasi.

“Tanda diabetes itu banyak makan, banyak minum, banyak buang air kecil, berat badan turun, dan lemas atau loyo,” kata dia.

Anehnya, walau anak selalu minum, namun hal itu tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik.

Aman mengatakan, anak dengan diabetes akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.

“Bila sebelumnya anak sudah tidak ‘ngompol’ kemudian ‘ngompol’ lagi, hal yang pertama bisa kita pikirkan ini adalah diabetes, usia anak berapapun bisa ‘ngompol’ karena ini,” katanya.

Ciri anak terkena diabetes lain adalah penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu.

Meski sering makan, tubuh anak tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan.

Turunkan Risiko Diabetes dengan Aktivitas Berikut Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut.

“Selain itu, sejumlah lokasi pada tubuh anak diabetes akan mengalami akantosis nigrikans, atau terlihat menghitam, seperti pada leher, ketiak, hingga jari-jari,” ujar Aman.

Diketahui prevalensi kasus diabetes melitus tipe-1 pada anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023.

Pada tahun 2010 prevalensi kasus diabetes melitus terhadap anak di Indonesia hanya 0,028 per 100 ribu jiwa.

Kemudian, pada tahun 2023 prevalensi kasus diabetes melitus menjadi 2 per 100 ribu jiwa.

Pilihan Editor: IDAI Peringatkan Tren Peningkatan Penderita Diabetes Pada Anak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *